Coconut
Head dibentuk di Medan pada tanggal 23 April 2005. Berawal dari
dibukanya studio musik dengan nama Coconut Head. Dan waktu kami
membentuk band, kita sekalian buat nama band nya Coconut Head. Nama
Coconut Head sendiri terinspirasi dari owner kami yang sebelumnya pernah
mendirikan café Coconut Head di Phuket, Thailand.
Alasan kami memilih reggae Awalnya
memang karena musik reggae masih asing di Medan, dengan kami memilih
reggae sebagai genre band kami maka kami jadi yang pertama di Medan,
memang karena reggae masih asing di Medan tapi perlahan bersama B.T
(Vocal), Imam (Guitars), Ndhoi (Bass), Aldie (Percussions), Kiky
(Drums), serta Tuty Chaney selaku manager kami, akhirnya kami bisa
memperkenalkan musik yang diperkenalkan oleh Bob Marley ini kepada
khalayak pecinta musik Medan. Selain itu reggae memang sudah menjadi
darah yang mengalir di tubuh kami.
Yang menjadi influencer lagu-lagu
Coconut Head yg terutama sudah pasti dari Bob Marley, selain itu juga
dari Big Mountain, Peter Tosh, Jimmy Cliff, Tony Q Rastafara, Mbah
Surip dan dari semua musisi reggae di dunia.
Sampai saat ini Coconut Head memang belum punya full album, tapi sedang dalam proses pengerjaan.
Tapi kami sudah memiliki beberapa single yang sudah air play di radio-radio di Kota Medan dan sekitarnya.
Kami berharap music reggae di Indonesia bisa lebih diterima oleh
khalayak banyak dengan lebih sering diadakan acara musik reggae yang
tidak hanya diadakan di Jawa saja tapi merata sampai ke pelosok daerah
sehingga musik reggae bisa lebih akrab di telinga pecinta musik di
Indonesia. Kami juga menginginkan reggae jangan selalu diidentikkan
dengan ganja. Selama ini kalau kita membicarakan reggae pasti selalu
dikaitkan dengan ganja, itu salah satu keinginan kita. Mengutip lirik
lagu Tony Q Rastafara, “Regga ga harus gimbal, gimbal ga selalu reggae.
Reggae ga harus beganjo, ganjo ga selalu reggae.” (Tony Q Rastafara –
Reggae dot Com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar